Kamis, 27 Maret 2014

PANDANGANN PSIKOLOGI MENGENAI SUATU PERISTIWA

Peristiwa Iqbal menurut Pandangan Psikologi

Beritanya

Senin, 24 Maret 2014 (12:23 WIB)

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengatakan, kondisi Iqbal masih lemah dan masih dalam pemeriksaan intensif dokter.

Menurut Arist, salah satu proses penyembuhan adalah dengan reunifikasi atau bertemu kembali dengan ibunya, Iis Novianti. "Ibu Iis, datanglah ke rumah sakit, supaya Iqbal bisa cepat sembuh," kata Arist saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, Senin (24/3/2014). 

Arist juga mengatakan, Iqbal sempat mengatakan, ia sangat merindukan ibunya. Sementara itu menurut penculik dan penganiaya Iqbal, Dadang Supriatna, bocah berusia 3,5 tahun itu tidak bertemu Iis sejak Desember 2013.

Saat ini, Komnas PA berkoordinasi dengan kepolisian untuk memeriksa DS. Menurut Arist, ada kemungkinan DS mengetahui keberadaan Iis. Mengenai kemungkinan pemindahan Iqbal ke rumah sakit lain, Arist mengatakan, tim dokter mempertimbangkan hal itu bila kondisi Iqbal terus menurun.

Sebelumnya diberitakan, Iqbal menderita luka fisik yang cukup parah akibat penganiayaan yang dilakukan Dadang. Dia diculik Dadang sejak awal Desember 2013. Menurut dokter yang merawatnya, Iqbal juga mengalami kerusakan otak akibat benturan dengan benda tumpul. 

Sementara itu, ibu Iqbal, Iis Novianti juga belum ditemukan hingga kini. Keluarga dan kepolisian sempat mencari Iis hingga di rumahnya di Bekasi, namun perempuan berusia 29 tahun itu menghilang sejak beberapa pekan lalu.

Menurut Pandangan Psikologi mengenai Peristiwa Iqbal

            Peristiwa diatas menceritakan tentang kasus seorang anak kecil berumur 3,5 tahun, dimana anak tersebut mengalami kejadian penculikan. Dan dari kejadian penculikan tersebut menganggu fisik dan psikis anak kecil tersebut yang menyebabkan ia harus dirawat intesif dirumah sakit untuk memulihkan keadaannya dan anak tersebut akan dibantu pemulihannya dalam psikisnya juga akibat trauma yang dialaminya. Dan dikatakan oleh salah seorang Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait bahwa yang dapat memulihkan keadaan Iqbal jika mendapat kasih sayang dan perhatian lebih ari ibunya, tetapi sampai detik-detik iqbal sudah ditemukan dan dirawat ibunya belum sama sekali muncul di hadapan Iqbal anaknya.

           

Teori yang peratama dalam peristiwa ini adalah teori dari Erik Erikson dimana tokoh tersebut masuk dalam lingkup metode “psychology analitic” (analisis psikologi)dan dalam peristiwa ini saya lebih tertarik memakai dan membahas dari teori Erik Erikson mengenai Trust Vs Mistrust (Rasa percaya dan ketidakpercayaan). Dalam kaitan dengan Trust Vs Mistrust mengatakan bahwa anak akan merasa nyaman , merasa terjaga jika ia sudah mempunyai rasa percaya yang tertanam sejak lama terhadap ibunya. Tapi hal tersebut tidak berlaku pada Iqbal, Iqbal di culik dari bulan desember dan baru ditemukan kembali pada bulan maret dengan kondisi yang parah. Iqbal diculik pasti di latarbelakangin oleh faktor penjagaan dari orang tuanya, dimana orang tuanya tidak memberikan rasa untuk penduli dan menjaga dan selalu di samping Iqbal sehinggaperistiwa ini terjadi. Ditambah lagi saat ini kondisi Iqbal sangat memprihatinkan tetapi ibunya tak ada di sampingnya, hal tersebut membuat Iqbal semakin mempunyai rasa ketidakpercayaan pada ibunya bahwa ibunya tak bisa menjaga Iqbal dan tidak bisa memberikan nyaman , kasih sayang terhadap Iqbal. Tetapi hal tersebut sudah terlewati, yang sekarang ini adalah, bagimana kita bisa menyembuhkan Iqbal? Hanya dengan satu cara hanya Ibunya yang dapat menyebuhkannya karena kasih sayang ibu merupakan motivasi kehidupan untuk anaknya, dan jika ibunya saat ini ada pasti akan membuat Iqbal percaya kepada ibunya bahwa ibunya sayang dan peduli padanya. Tetapi kenyataannya saat ini orang tua dari Iqbal belum ditemukan sehingga membuat kondisi Iqbal belum pulih secara total. Maka dapat disimpulkan bahwa rasa percaya pada anak yang ditumbuhkan untuk orang sekelilingnya terutama pada orang tuanya sangat baik bagi perkembangannya dibandingkan jika seorang tidak mempunyai rasa ketidakpercayaan terhadap orang tuanya.

SUMBER: http://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/24/1223344/Untuk.Penyembuhan.Psikologi.Iqbal.Harus.Bertemu.Ibu

SSantrock,W.J. (2013). Live Span Deveploment (ed.14).Americas, New York, NY. McGraw-Hill.



Rabu, 26 Maret 2014

PANDANGAN PSIKOLOGI MENGENAI SUATU PERISTIWA

Peristiwa Mia Nuraini menurut Pandangan Psikologi

Beritanya

JUMAT, 24 MARET 2014 (08:51 WIB)

JAKARTA, KOMPAS.com —  Mia Nuraini (15), siswi sebuah SMP di Jakarta Selatan, tewas setelah dianiaya sekelompok orang di Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan. Berdasarkan penyelidikan polisi, salah satu pelaku, A (17), adalah mantan kekasih korban. A tidak rela Mia menjalin hubungan dengan SS (17), musuhnya dalam komunitas geng motor.

Peristiwa naas itu terjadi pada Rabu (12/3) pukul 13.30 di Kampung Terogong, Jalan Bahari Raya RT 009 RW 010, Kelurahan Cilandak Barat. Saat itu, Mia membonceng SS hendak menjemput seorang teman di Terogong. Teman SS, SA, juga turut dalam perjalanan itu menggunakan sepeda motor sendiri.

Namun, tiba-tiba sekelompok pemuda yang mengendarai empat sepeda motor dan membawa senjata tajam, antara lain gir, mengejar Mia, SS, dan SA. Kelompok pengejar itu terdiri atas delapan orang dan kompak meneriaki SS dan SA, ”Maling, maling!”

Sempat terjadi kejar-kejaran sebelum akhirnya sepeda motor SS terjatuh. SS dan Mia tidak berdaya dipukuli. SA yang terus tancap gas pun terkena pukulan dan sabetan senjata tajam. Mia yang mengalami luka robek di kepala dan wajah meninggal setelah sempat dilarikan ke RS Fatmawati. Sementara SS dan SA yang luka parah, Kamis, masih dirawat.

Salah sasaran

Kepala Kepolisian Sektor Metro Cilandak Komisaris Sungkono mengatakan, Mia dikebumikan pada Rabu malam. Pada saat yang sama, enam dari delapan pelaku dibekuk polisi. Keenam pelaku tersebut adalah AHG (21), NP (16), IR (23), CY (19), PA (20), dan YH (19). PA dan YH perempuan. Namun, dua pelaku lain, yaitu A dan AF, masih buron.

Para pelaku dan korban tinggal berdekatan, yaitu di Gandaria, Kebayoran Baru, dan Kebayoran Lama. Bahkan, beberapa di antaranya merupakan teman satu sekolah.

Dari pemeriksaan enam penganiaya Mia, A dikatakan pernah berseteru dengan SS. Teman-teman A juga pernah mendengar A meminta Mia tidak berpacaran dengan SS.

”Lu jangan pacaran sama dia. Gua ga rela. Itu salah satu perkataan A kepada Mia yang didengar teman-temannya,” kata Sungkono.

Menurut Sungkono, A dan SS dari dua kelompok pemuda yang berbeda. ”A itu katanya kelompok Jatayu. Sementara SS dari Radio Dalam. Mungkin sudah lama berseteru. Jadi, sasaran kelompok A ini sebenarnya SS bukan Mia,” katanya.

Sungkono menegaskan, pihaknya berupaya keras dan secepatnya membekuk A dan AF. Para pelaku melanggar Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang berakibat hilangnya nyawa seseorang. Ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

Keluarga baru mendapat kabar bahwa putri kelahiran 8 Agustus 1998 itu tengah dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu pukul 02.00. Mia yang dirawat intensif hingga pukul 12.00 meninggal.

Anak pendiam

Abdul Haris (53), ayah Mia, mengatakan, setiap pulang sekolah Mia lebih sering diam di rumah. Bermain bersama adik sepupu dan menonton televisi adalah aktivitas sehari-hari Mia. Mia adalah anak bungsu dari dua bersaudara.

”Mia keluar rumah kalau ada teman yang menelepon mengajak bermain atau bermain di warnet (warung internet). Itu pun tidak setiap hari,” ujar Haris yang bekerja sebagai petugas keamanan.

Sifat pendiam itu membuat Mia tertutup untuk menceritakan tentang teman-teman ataupun kisah cintanya. Haris mengaku tidak mengenal teman-teman Mia. Apakah anaknya punya pacar atau tidak, dia tidak tahu.

Nurhasanah (52), ibu Mia, mengkhawatirkan kondisi putri bungsunya yang dari siang hingga sore belum juga pulang ke rumah. Karena itu, ia dan suaminya menelepon Mia untuk memintanya pulang. Namun, pada pukul 17.00 Mia mengirim pesan singkat kepada ibunya yang isinya memohon maaf atas kesalahannya selama ini.

”Pesan itu membuat saya cemas. Karena dari siang belum pulang juga, selepas isya ayahnya mencari Mia di sekitar Jalan Anggrek, tetapi tidak juga menemukan Mia,” ujar Nurhasanah.(NEL/A07/MKN).

Menurut Pandangan Psikologi atas Peristiwa Mia Nuraini

          Dari peristiwa di atas yang menceritakan tradegi kematian seorang remaja perempuan berumur 15 tahun yang bernama Mia Nuraini yang disebabkan karena rasa cemburu dan dikabarkan juga bahwa Mia meninggal karena salah sasaran. Bahwa peristiwa ini terjadi karena mia berpacaran dengan sorang laki-laki yang initial namanya “SS” yang dimana laki-laki tersebut sangan membuat mantan pacarnya mia yang initial namanya “A” menjadi cemburu dan melakukan tindak kejahatan tersebut. Maka untuk kali ini saya ingin menanggapi suatu kejadian ini menurut sisi pandangan Psikologi nya dimana di muat dengan memakai beberapa teori dari tokoh-tokoh dunia.

            Teori yang pertama saya ambil berasal dari teorinya Sigmund Freud mengenai “Defend Mechanism” yang merujuk pada Displacement  yang dapat dijelaskan seperti halnya melampiaskan kemarahannya kepada orang lain dengan memakai suatu  benda . Mengapa saya mengambil teori ini karena setelah saya baca peristiwa ini berlatarbelkangin karena persoalan masalah yang sudah lama terjadi antara pacar korban dan mantan pacar korban. Dimana dari masing-masing pacar korban mempunyai genk yang mana genk kedua pacar korban sudah menjadi musuh sejak lama (musuh bubuyutan). Katanya “A” kelompok Jatayu dan “SS” kelompok radio dalam, perseteruan mereka sudah lama, tetapi muncaknya pada saat Mia jadian dengan SS padahal A sudah menyuruhnya untuk tidak berpacaran dengan SS karena telah diketahui bahwa SS musuh sejak lama kelompok pelaku “A”, tetapi mia tidak menghiraukannya. Sehingga memuncaklah kemarahan sih “A” sehingga ia melampiaskan kemarahannya dengan menghajar mia dan pacarnya memakai benda tajam dan gir. Walaupun yang telah diberitakan bahwa mia merupakan korban yang salah sasaran dari pelaku sih “A” .


            Teori yang kedua saya ambil berasal dari teorinya Fritz Heider. Dimana dalam teorinya Fritz Heider ia mengemukakan tentang minat psikologi sosial mengenai atribusi yang peduli tentang usaha kita untuk memahami arti perilaku orang lain, khususnya bagaimana kita mengindentifikasi sebab-sebab tindakannya. Telah diketahui bahwa atas kematiannya Mia disebabkan bukannya hanya A cemburu dengan mia dan SS tapi setelah ditelusuri bahwa A sudah sejak lama memendam rasa kekesalan terhadap kelompoknya SS, jadi asal-muasalnya bukan hanya bedasarkan cemburu tetapi bedasarkan dendam yang terpendam antara SS dan A. Dan dari yang diberitakan bahwa kematian Mia disebabkan karena Mia mati karena salah sasaran. Tetapi secara pemikiran manusia peristiwa tersebut mempunyai sebab-sebab mengapa hal tersebut terjadi tetapi hanya didalam lubuk hati merekalah yang terlibat dalam peristiwa ini yang mengetahuinya.

SUMBER :
(www.Kompas.com)

King,L.A. (2012). Psikologi Umum: sebuah pandangan apresiatif. Jakarta : Salemba Humanika.

PENDANGAN PSIKOLOGI MENGENAI SUATU PERISTIWA

Peristiwa Ade Sarah menurut pandangan Psikologis

Beritanya

  • Kasus Pembunuhan Ade Sarah Angelina Suroto.
SENIN, 17 MARET 2014 (17:26 WIB)

JAKARTA, KOMPAS.com — Ahmad Imam al Hafitd dan Assyifa Ramadhani mengaku tidak berniat membunuh Ade Sara Angelina Suroto. Niat awal mereka ialah menculik mahasiswa Universitas Bunda Mulia itu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengungkapkan, pengakuan itu disampaikan kedua tersangka kepada penyidik Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (Subdit Jatantras Ditreskrimum Polda Metro Jaya).

"Kedua pelaku mengatakan awalnya berniat menculik korban," kata Rikwanto, Senin (17/3/2014). 

Namun, keduanya kemudian menganiaya Ade Sara di dalam mobil hingga mengakibatkan korban meninggal. 

"Pelaku mengetahui korban meninggal setelah memegang dada Ade Sara dan sudah tidak berdenyut jantungnya," papar Rikwanto.

Dalam skenario penculikan korban itu, Rikwanto berujar, Hafitd merupakan penggagas utama kejadian. Hafitd mengaku kesal lantaran Ade Sara, yang merupakan mantan pacarnya itu, enggan berhubungan lagi dengannya. 

Menurut Rikwanto, dalam kasus pembunuhan Ade Sara ini, barang bukti maupun keterangan saksi sudah mencukupi. Penanganan selanjutnya adalah rekonstruksi yang dijadwalkan dilakukan pekan depan.

"Belum tahu jadwalnya kapan, yang jelas pekan depan. Rekonstruksi kejadian dari mulai Ade Sara menemui pelaku di Gondangdia sampai dia menjadi korban pembunuhan dan dibuang di Tol Bintara," kata Rikwanto. 

Sambil melakukan rekonstruksi, lanjut Rikwanto, nantinya akan dilakukan koordinasi dengan pihak kejaksaan bilamana terjadi penambahan pasal yang dikenakan kepada pelaku. 

Sampai saat ini, pelaku baru dikenakan Pasal 338 dan 340 tentang pembunuhan dan pembunuhan berencana serta Pasal 353 Ayat 3 tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian. Sanksi terhadap pelaku maksimal adalah kurungan seumur hidup atau dihukum mati.

Seperti diberitakan, Hafitd dan Assyifa menganiaya dan membunuh Ade Sara, kemudian mereka membuang jenazah Ade Sara ke pinggir tol Bekasi.

Menurut Pandangan Psikologis atas Peristiwa Ade Sarah.

            Dari peristiwa di atas yang menceritakan tentang sesosok wanita yang terbunuh dan di buang di pinggir jalan tol Bintara, mempunyai banyak lika-liku yang atas terjadinya peristiwa tersebut. Dimana dalam peristiwa Ade Sarah ini, banyak sekali pandangan secara Psikologis yang membahas serta mengupas peristiwa Ade Sarah Angelina Suroto. Tentunya yang terjadi dalam peristiwa ini bukan suatu hal yang disengaja tetapi mempunyai banyak cerita yang menyebabkan mengapa peristiwa itu terjadi, Apakah dari sosok korban atau sosok tersangkanya yang membuat sekarang ini berita tersebut mempunyai teka-teki. Maka dari itu kita dapat membawa peristiwa Ade Sarah ini dalam pandang ilmu Psikologis agar kita mengetahui dari sisi mana peristiwa ini terjadi.

            Teori yang  pertama saya ambil dalam peristiwa ini adalah teori dari Abraham Maslow, yang menyangkut tentang “Maslow’s Hierarchy Of Needs” dimana didalamnya terdapat tentang “Physiological needs,Safety,Love and Belongingness,Esteem,Self-Actualization” dan dalam hierarchy of needs ini untuk menghubungkan dari peristiwa diatas saya lebih menekankan kepada tingkatan kebutuhan Rasa Aman (Safety), mengapa?. Karena manusia sangat memerlukan rasa aman ditempat dimana ia mengembangkan kepribadiannya dan memerlukan rasa ama ditempa dimana ia dapat bersosialisasi dengan orang-orang dilingkungannya. Tetapi hal tersebut tidak terjadi terhadap Ade Sarah karena dalam peristiwa disini Ade Sarah terbunuh oleh mantan kekasihnya berserta pacar mantan kekasihnya, ia tidak menemukan rasa aman dari orang sekelilingnya, bahkan yang ia dapat adalah sebuah ancama pada dirinya, walaupun ia tidak mengetahuinya secara langsung. Rasa aman yang Ade Sarah punya tidak mendukung keadaannya untuk hidup di lingkungannya, orang tuanya yang selalu ada di sekelilingnya setiap hari, tidak menunjukan hal yang membuat ade sarah merasa aman, padahal Ade Sarah anak satu-satu nya dalam keluarganya tetapi orang tuanya pun sangat terkejut dengan keadaan yang menimpa Putrinya, mengapa putrinya bisa meninggal? Hal tersebut terbukti bahwa Ade Sarah sudar berusaha hidup dengan sangat baik tetapi ia tidak menyadari bahwa keamanan hidupnya belum mendukungnya 100 % . bahkan mantan pacarnya sendiri yang dulu mencitainya tetapi mempunya sikap yang sangat berubah drastis saat mereka sudah putus, hal tersebut menunjukan cinta yang diberikan olah mantan pacarnya itu bukan rasa peduli dan menjaga Ade Sarah tapi hanya ambisi untuk memilikinya karena cowok tersebut sangat mencitai Ade Sarah.

            Teori yang kedua saya ambil dalam peristiwa ini adalah teori Alfred Adler , dalam teori Alfred Adler saya tertarik dengan yang dikatakan Alfred Adler. Saat itu iya mengatakan bahwa “Setiap orang punya prioritas untuk mencapai keinginannya (menguasai orang lain).” Dari hal tersebut menurut pendapat saya sangat berkaitan dengan peristiwa Ade Sarah ini. Karena Ahmad Imam al Hafitd yang dibantu oleh pacarnya yang bernama Assyifa Ramadhani mempunyai motif untuk mencapai keinginan mereka dengan membunuh Ade Sarah dimana mereka ber-2 mempunyai tahapan untuk mendekati Ade Sarah dengan cara membuat janji untuk bertem di luar tetapi itu hanyalah motif mereka ber-2 dengan yang diawali menguasai Ade Sarah terlebih dahulu kemudian beranjak untuk mencapai keinginan mereka untuk menyiksa Ade Sarah sampai korban meninggal.


            Teori yang ketiga saya ambil dalam peristiwa ini adalah teori Sigmund Freud, dalam teori Sigmund Freud ini saya tertarik dengan yang dikemukakan tokoh ini mengenai: “Id,Ego,Super Ego” dan saya tertarik dengan salah satu perkataannya dari begiru banyak perkataan yang ia kemukakan, yaitu mengenai: “Alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar dari perilaku”. Dari teori yang saya ambil mengenai Sigmud Freud mempunyai hubungannya atas peristiwa ini. Seperti halnya dari teori Sigmund Freud mengenai, Id : dari peristiwa ini, bahwa hafitd kesal dengan Ade Sarah dan hafitd ingin Ade Sarah dapat menghubungi dia kembali. Kemudia mengenai, Super Ego : karena Hafitd ingin memuaskan rasa kesalnya maka ia dengan pacarnya ini membunuh Ade Sarah agar kekesalan mereka ber-2 terhadap korba dapat terpenuhi, lalu mengenai, Ego : berawal dari meninggalnya Ade Sarah bahwa hafitd dengan pacarnya hanya ingin menyiksanya saja, tetapi tanpa di sadari bahwa korban menjadi meninggal. Kemudian dari teori Sigmund Freud mengenai “alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar dari perilaku” bahwa kebanyakan dari setiap manusia dalam melakukan hal yang negatif atau kejahatan di luar kesadarannya atau mereka melakukan kejahatan tersebut karena kendali perilaku bedasarkan alam bawah sadar mereka. Jadi mereka merasa tidak melakukan suatu tindak kejahtan yang mereka lakukan. Dan hal tersebut sudah sangat banyak dialami orang-orang saat ini. 

SUMBER : 

(www.Kompas.com) 

King,L.A. (2012). Psikologi Umum: sebuah pandangan apresiatif. Jakarta : Salemba Humanika.


Kamis, 20 Maret 2014

TOKOH PSIKOLOGI DUNIA ALIRAN FISIOLOGI



Eduard Hitzig 

  •        Aliran Fisiologi

Eduard Hitzig lahir di Berlin pada tanggal 6 Febuari 1839 dan meninggal di usia 68 tahun pada tanggal 20 Agustus 1907. Eduard Hitzig adalah seorang ahli saraf dari Jerman, ia lulusan dari Universitas Humboldt Berlin dan Universitas Wurzburg dan saat itu Eduard Hitzig merupakan seorang dokter dari jerman yang bekerja di rumah sakit militer pada tahun 1860-an. Selain itu Pada tahun 1875, ia menjadi direktur Burgholzli suaka, serta profesor psikiater di University of Zurich. Pada tahun 1885, Hitzig menjadi profesor di University of Halle dimana ia menetap di Universitas tersebut sampai ia pensiun pada tahun 1903. Eduard Hitzig dikenang karena karyanya mengenai interaksi antara arus listrik dan otak. Merangsang otak karena kabel yang terhubung ke batrei. Sehingga dengan demikian ia menemukan bahwa sebuah kejutan listrik membuat otak menjadi lemah dan hal tersebut diterapkan di daerah belakang otak, sehingga yang menyebabkan mata pasien bergerak atau kembali bangun. Kemudian, sekitar tahun 1870, Hitzig bekerja sama dengan dokter lain, yang bernama Gustav Fritsch. Mereka menyiapkan laboratorium darurat di rumah Gustav Fritsch, dimana percobaan mereka merangsang serebral otak pada anjing yang hidup sehingga menimbulkan kontraksi otot. 
          Eduard Hitzig menerbitkan sebuah makala yang mendasar, di eksitabilitas dari otak, yang memberikan bukti eksperimental pertama untuk lokalisasi otak. Eksperimen ini dianggap pertama kalinya seseorang telah melakukan berbagai studi lokal mengenai otak dan arus listrik.  Dan dari antara penjelasan diatas mengenai seorang Eduard Hitzig, hal tersebut ia sudah pernah terapkan dan ia mencoba sendiri saat pertama kalinya Hitzig mengalami interaksi antara otak dan listrik, dimana awal karirnya sebagai seorang dokter yang bekerja dengan Angkatan Darat Prusia, ia melakukan percobaan pada tentara yang terluka yang tengkorak yang retak oleh peluru. Sehingga pada saat itulah Hitzig menyadari bahwa penerapan arus listrik kecil dengan otak prajurit tersebut ini disebabkan gerakan otot tak sadar. Sehingga pada detik ini dikenal sebagai seorang yang meneliti tentang efek aliran listrik berdaya lemah, yang dialirkan pada bagian otak tertentu kemudian dilihat efeknya terhadap perilaku.
          Eduard Hitzig merupakan ahli dalam Pemetaan otak. Pemikiran Hitzig muncul  berlandaskan pada sebuah teori, yaitu teori mengenai Neurosains Kognitif . Dimana Neurosains Kognitif merupakan sebuah bidang akademis yang mempelajari secara ilmiah substrat biologis dibalik kognisi (Gazzaniga et al, 2002), yang mana fokus khusus terhadap substrat syaraf yang berasal dari proses mental. Ia membahas pertanyaan bagaimana fungsi psikologis/kognitif  yang dihasilkan oleh otak. Neurosains kognitif adalah cabang psikologi maupun neurosains, bertindihan pada sesuatu yang khusus seperti psikologi fisiologis, psikologi kognitif dan neuropsikologi (Gazzaniga et al, 2002 : xv). Neurosains kognitif  juga bertopang pada teori-teori dalam sains kognitif diselaraskan dengan bukti dari neuropsikologi dan pemodelan komputasional (Ibid). Selain itu Neurosains kognitif sifatnya multidisplin sehingga ilmuan neurosains kognitif dapat berasal dari latar belakang neurobiologi, rekayasa biologi, psikiatri, neurologi, fisika, sains komputer, linguistik, filsafat dan matematika. Metode yang diterapkan dalam neurosains kognitif adalah paradigma eksperimental dari psikofisika dan psikologi kognitif, pencitraan syaraf fungsional, elektrofisiologi, genomik kognitif dan genetika perilaku. Studi pasien dengan gangguan kognitif karena lesi otak merupakan aspek penting dalam neurosains kognitif. Pendekatan teoritis antara lain neurosains komputasional dan psikologi kognitif.
          Eduard Hitzig mengemukakanpemikirannya tentang Pemetaan Otak pada tahun 1870. Hitzig tidak bergerak sendiri tetapi ia bersama dengan Gustav Fritsch dalam mengemukakan pendapat ini. Dua orang ahli fisiologi Jerman, Eduard Hitzig dan Gustav Fritsch menerbitkan penemuan mereka tentang perilaku hewan (anjing). Dimana penemuan Hitzig dan Fritsch mengenai pengiriman arus listrik lewat korteks serebral seekor anjing, yang menyebabkan anjing tersebut membuat gerakan karakteristik berdasarkan lokasi dimana arus tersebut diberikan. Karena berbagai daerah berbeda di otak menghasilkan gerakan yang berbeda, mereka menyimpulkan kalau perilaku tersebut berakar pada level seluler.

Sumber :
 http://www.answers.com/topic/eduard-hitzig#ixzz2vzhB6TbB
 http://human-nature.com/mba/chap7.html

PSIKOLOGI STRUKTUALISME DAN FUNGSIONALISME



Strukturalisme dan Fungsionalisme Psikologi



Struktualisme didalam ilmu psikologi awalnya menjelaskan tentang psikologi sebagai studi analitis tentang generalisasi pikiran manusia dewasa melalui metode intropeksi. Pendekatan ini dikemumukan oleh Wundt dan Titchener , kemudian kesimpulan-kesimpuan yang mereka buat tentang psikologi sangat sesuai dengan tulisan-tulisan kolektif mereka bahwa psikologi dimaksudkan untuk mempelajari isi (konten) pikiran, sistem ini kadang di sebuty sebagai psikologi konten. Tetapi selain itu Titchener menulis pada tahun 1898, menekankan struktual mental dan menyebut sistem ini sebgai psikologi struktual. Sistem dari psikologi struktual atau konten bertujuan unutk menganalisi pikiran manusia melalui penerapan yang dilakukan oleh para ilmuwan terlatih. Secara analogis, sistem ini bertujuan mengembangkan “kimia kesadaran” .  Berikut tokoh-tokoh struktualisme :


  •   Tokoh-Tokoh Struktualisme

Dikemukakan oleh seorang tokoh psikologi terkenal di dunia yang bernama Wilhelm Wundt (1832-1920) wundt dilahirkan di Neckarau, provinsi Baden di wilayah barat daya Jerman pada tanggal 18 Agustus 1832 dan meninggal di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Merupakan anak seorang pastur Lutheran.  Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiologi, filsuf dan ahli hukum. Ia mendapat pendidikan di Heidelberg, Tubingen dan Berlin. Gelar-gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedoteran. Tahun 1857 ia pernah menjadi dosen ilmu faal di Heidelberg, dan pada tahun 1858, Helmhoyz datang ke Heidelberg, dan selama 13 tahun berikutnya ia dan wundt bekerja di laboratorium fisiologi yang sama, kemudian tahun 1874 menjadi profesor filsafat induktif di Zurich, tetapi tak lama kemudia ia pindah lagi ke Leipzig, juga menjadi profesor filsafat dimana ia mendirikan laboratorium psikologi nya yang pertama. Berdirinya laboratorium psikologi pertama di Leipzig ini pada tahun1879 dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuanyang terpisah dari lmu-ilmu induknya. Sebelum 1879 memang sudah dikenal psikologi tetapi belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjana-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah filsuf, ahli ilmu faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya memang seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tidak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperien dalam psikologi di laboratoriumnya itu, laboratorium. Dalam hubungan ini perlu di catat bahwa wundt sangat dipengaruhi oleh dua orang tokoh yang dianggap sebagai gurunya, yaitu Helmholtz dan J.P. Muller. Pengaruh kedua orang tersebut nampak pada usaha Wundt untuk mengombinasikan filsafat dengan ilmu pasti seperti ditulisnya dalam bukunya, system of philosophy(1884)
Wundt dilahirkan daam sebuah keluarga pendeta dan sejak kecilnya ia tidak punya teman bermain. Dua orang saudaranya meninggal dan seorang lagi pergi melanjutkan sekolahnya waktu Wundt masih kecil. Pada usia masih kecil Wundt harus pergi meninggalkan kedua orang tuanya untuk mengikuti teman dari ayahnya yang bernama Friederich Muller. Friederich Muller adalah seorang pendeta seperti ayah Wundt ia berkerja di desa tempat tinggal Wundt. Muller selalu memberikan pelajaran-pelajara yang baik kepada Wundt, karena Wundt sendiri adalah seorang anak yang serius dan ia lebih suka belajar dapri pada bermain-main seperti temannya. Pada usia yang ke-19 tahun Wundt sudah masuk ke perguruan tinggi dan pertama kali ia beljar di Tubingen dengan ambisinya ia ingin endapat pembelajarang yang berbau ilmiah, tetapi impian wundt tidak berlangsung lama karena kedua orang tuanya meninggal.Wilhelm Wundt menulis  buku yang pertama kali berjudul Beitrage Zur Der Sines (“presepsi yang dipengaruhi kesadaran”) (1862). Buku yang lain adalah Grund zuge der phychologie (“dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi”) (1873). Pada masa Wundt mendirikan laboratorium psikologi di Lepzig, di Amerika Serikat muncul tokoh lain bernama William James yang juga mengadakan eksperimen-eksperimen dalam psikologi dengan objek hewan dan manusia. William James ini kelak akan memelopori berdirinya aliran fungsionalisme di Amerika Serikat yang bertentangan pahamnya dengan aliran Wundt yang disebut aliran struktualisme. Pada saat ini tokoh yang bahas mengenai struktualisme merupakan penemuan Wundt. Dan Wundt mempunyai banyak murid, tetapi hanya murid wundt bernama Titchener yang membawa psikologi Wundt mengenai struktualisme ke Amerika dengan mempertahankan konsep aslinya. Sebagaimana psikologi didefinisikan dalam sistem ini, merupakan studi analitis tentang generalisasi pikiran manusia dewasa melalui metode introspeksi. Pendekatan ini berasal dari Wilhelm Wundt dan dipelopori di Amerika Serikat oleh muridnya Edward Bradford Titchener. Kesimpulan-kesimpulan mereka tentang psikologi sangat sesuai, dan kita akan membahas sinopsis tulisan-tulisan kolektif mereka. Karena psikologi dimaksudkan untuk mempelajari isi (konten) pikiran, sistem ini kadang disebut psikologi konten.


Setelah kita membahas tentang biografi serta gagasan yang di peloporkan oleh Wilhelm Wundt, saat ini kita membahas tetang salah satu murid dari Wundt yang notabennya sama seperti Wundt yang membahas tentang psikologi struktual atau konten. Edward Bradford Titchener (1867-1927)lahir 11 januari 1867 di Chichester , inggris selatan dan meninggal pada tanggal 3 agustus 1927 di Ithaca. Titchene merupakan keluarga keturunan bangsawan kuno, namun tidak banyak berharta. Ia memperoleh beasuswa dan masuk ke Universitas Oxford pada tahun 1885 untuk mempelajari filsafat, dan menjadi tertarik pada tulisan-tulisan Wundt, kemudian menerjemahkan edisi ketiga Prinsip-prinsip Psikologi Fisiologi. Titchener mendapat gelar doktor di Leipzig setelah pada tahun 1892 yang saat itu menyelesaikan diserai tentang efek binokular dari stimulasi monokular. Kemudian setelah itu Titchener memperoleh posisi keprofesoran di Cornell. Selama 35 tahun Titchener mengajarkan psikologi di Cornell, dimana ia sangat keras kepada dirinya sendir, mendukung versi kaku psikologi struktual dan tidak menoleransi penyimpangan.

Struktualisme. Psikologi struktual dari Wundt dan Titchener memiliki tiga tujuan yaitu :
1.     Menggambarkan komponen-komponenkesadaran sebagai elemen-elemen dasar.
2.     Menggambarkan kombinasi elemen-elemen dasar tersebut.
3.     Dan menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan sistem saraf.
Dimana arti kesadaran dalam bagian yang ke tiga adalah sebagai pengalaman langsung yakni pengalaman sebagaimana hal itu dialami, seperti asosiasi seseorang dan kondisi emosional serta motivasional seseorang. Psikologi struktural berupaya mempertahankan integritas psikologi dengan membedakannya dari fisika: fisika mempelajari dunia fisik mempelajari dunia fisik atau materi, tanpa merujuk pada manusia, melalui metode observasional berupa inspeksi yang dikendalikan dengan hati-hati. Karena psikologi mempelajari dunia, dengan merujuk pada manusia yang mengalami sesuatu , melalui metode observasional berupa introspeksi terkontrol atas isi kesadaran.
          Psikologi struktual, dalam upayanya berpegang teguh pada model ilmu pengetahuan alam, cenderung mengabaikan proses-proses dan aktivitas psikologis yang tidak dapat di maksukkan dengan mudah dalam kerangka metodologinya. Selain itu, kebergantungan yang berlebihan pada metodologi intropeksi yang kaku dan meragukan membawa psikologi struktural pada kematiannya. Dalam hal ini, strukturalisme terjebak di antara empirisme tradisi inggris dan nativisme tradisi jerman. Dengan kata lain ,wundt dan Titchener mengemukakan pandangan tentang pikiran sebagai sesuatu yang di tentukan oleh elemen-elemen pengindraan.

         
          Selain eksperimen dari Wundt dan Titchener yang mempunyai pandangan atau pendekatan Struktualisme. Ada seorang tokoh bernama Hermann Ebbinghaus (1850-1909) proffesor dari universitas Breslau dan Halle ini mempunyai suatu eksperimen yang pendekatannya mengarah pada struktalisme. Ia dilahirkan di Barmen Pada tanggal 24 Januari 1850 dan meninggal di Halle, pada tanggal 26 Febuari 1909. Ia adalah orang yang pertama melakukan penelitian eksperimental mengenai proses belajar dan ingatan (memory). Dan iya membuat alat yang dinamakan Silinder Ingatan(Memoy Drum) yang merupakan alat untuk memperlihatkan kata-kata yang harus diingat dalam eksperimen Ebbinghaus. Dalam eksperimen ini ia menggunakan objek yang netral yaitu kata yang tak berarti (nonsense syllables). Kata-kaa tak berarti ini diberikan kepada dirinya sendiri untuk melakukan eksperimennya dan kata-kata tidak berarti itu merupakan salah satu skor untuk mengukur daya ingat seseorang. Dan dalam proses pengukurannya Ebbinghaus membuat kurva ingatan yang namanya “Kurve Retensi dari Ebbinghaus”. Dari kurve ini kita bisa mengetahui apakah daya ingta kita turun (lupa) apa kita selalu mengingatnya dan hal itu dilihat dari turun dan naiknya kurve. Selain tentang proses belajar dan ingatan, Ebbinghaus mengemukakan hukumnya tentang rasio yaitu : makin banyak hal yang harus dipelajari, makin banyak pula waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya secara sebanding. Hal tersebut di sebut Hukum Ebbinghaus. Karya termuka Ebbinghaus adalah Uber das Gedachtnis(1885).

Sumber :
Sarwono,W.S. (2002). Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi( ed.3). Jakarta: Bulan Bintang.
Brennan, F.J. (2012). Sejarah dan Sistem Psikologi(ed.6-cet.2). Jakarta: Rajawali Pers.



Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang tumbuh di amerika serikat yang dipelopori oleh William James, yang sering di sebut juga sebagai “Bapak Psikologi Amerika”. Yang dimaksudkan dalam aliran Fungsionalisme ini adalah apa yang terjadi di dalam sebuah aktivitas psikologis dan apa yang menjadi tujuan aktivitas itu. Sesuai dengan namanya, aliran ini hendak mempelajari fungsi dari tingkah laku atau proses mental. Jadi bukan hanya mempelajari strukturnya. Maka untuk mengetahui funsi dari tingkah laku dan proses mental, para fungsionalis membuat eksperimen dengan memakai metode observasi tingkah laku yang terdiri dua, yaitu : metode fisiologi dan metode variasi kondisi. Metode yang di pake lagi adalah metode intropeksi namun hanya pelengkap saja untuk mempelajari hal-hal yang belum diteliti, karena metode intropeksi sulit dikuantitatifkan. berikut tokoh-tokoh fungsionalisme :

  •   Tokoh- Tokoh Fungsionalisme


Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang tumbuh di Amerika
Serikat yang dipelopori oleh William James, yang sering juga disebut sebagai “Bapak psikologi Amerika”. Selain itu dikenal pula tokoh lainnya yang terbagi dalam kelompok-kelompoknya. Yang menjadi minat aloran ini adalah apa yang terjadi dalam sebuah aktivitas psikologi dan apa yang menajdi tujuan dari aktivitas itu. Sesuai dengan namanya, aliran ini hendak mempelajari fungsi dan tingkah lak atau proses mental, jadi bukan hanya mempelajari strukturnya. Sehingga untuk mengetahui apa itu fungsi tingkah laku, kaum fungsional mengembangkan metode eksperimen di samping metode intropeksi yang tetap dipakai sekalipun dengan hanya kritik. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal dengan nama metode observasi tingkah laku yang terdiri dari dua, yaitu metode fisiologi dan metode variasi kondisi. Metode fisiologi menguraikan tentang tingkah laku dari sudut anatomi dan ilmu faal. Sementara metode variasi kondisi merupakan metode eksperimental dari aliran fungsionalisme yang mengenai stimulus atau rangsangan terhadap seorang percobaan divariasi atau diubah-ubah.
                  
Setelah membahas tentang apa itu fungsionalisme, sekarang kita beralih kepada tokoh yang melopori fungsionalisme, yaitu William James(1842-1910). James lahir pada tanggal 1 November 1842 di New York City, meninggal  pada tanggal 16 agustus 1910 di Mount Chocura, New Hampshire, Amerika Serikat. Pada 1861 ia masuk Universitas Harvard. Mula-mula ia mempelajari ilmu kimia, kemudian anatomi perbandingan, biologi dan ilmu faal dan masuk fakultas kedokteran di Universitas yang sama pada tahun 1864. Kemudian di Berlin ia mengikuti kuliah-kuliah yang diberikan oleh Du Bois Reymond, ahli ilmu faal yang terkenal dan di Heidelberg ia sempet mengikuti kuliah-kuliah yang diberikan oleh Helmholtz dan Wundt, dan James juga adalah pelopor psikolgi Amerika dan sering disejajarkan dengan Wundt di jerman. Bersama-sama dengan John Dewey, James mendirikan aliran fungsionalisme dan bersamaan dengan itu james juga merupakan pendukung aliran evolusionisme. James tergolong orang yang berfikir bebas, tidak mau terikat pada salah satu sistem atau metode tertentu, melainkan selalu mengembangkan berbagai macam ide dan kritik yang orisinal. Dalam teori James mengenai emosi ia mengemukakan pendapa yang ekstream yang cenderung kepada fisiologisme.
Teori emosi yang dikemumukan oleh William James (yang terkenal dengan nama teori james-lange) adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara perubahan fisiologis dengan keadaan-keadaan emosional. Dan pendapat tentang emosi ini di kembangkan kembali oleh James dengan mengatakan bahwa emosi adalah hasl presepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebgai respon terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar.seperti halnya contohnya seseorang yang mempresepsikan ototnya untuk lari karena ia melihat seekor harimau. Di antara sumbangannya kepada psikologi, teori James tentang kesadaran dan konsep diri (self) kiranya perlu dikemukakan secara khusus. Ia melihat kesadaran sebagai adaptasi manusia dalam usahanya empertahankan jenis dan dirinya (teori evolusi). Kesadaran ini tidak merupakan sesuatu yang stats, melainkan merupaka suatu proses, mengalir terus-menerus. Dan James mengemukakan bahwa hakikat psikologi pada manusia adalah dinamis. Tentang “diri”, jmes membedakan dua aspek yang berbeda tetapi tidak terpisahkan yaitu “Aku” dan “Aku Sosial” (Social me) “Aku” adalah diri sebagai yang mengetahui sesuatu, “Aku Social” adalah diri sebagai suatu yang diketahui secara material, sosial maupun spiritual. Sehingga sudah di butik kan bahwa dari metode William James tentang emosi mempunyai Fungsi-Fungsinya masing-masing.


Beralih dari pandangan atau pendektan fungsionalisme dari metode Wlliam James, sekarang kita beralih pada seorang guru besar di Universitas Chicago yang pada tahun1886 menulis buku berjudul Pshycology. Tokoh tersebut bernama John Dewey (1859-1952). Ia lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 dan meninggal pada tanggal 1 Juni 1952. Ia adalah seorang filsuf Amerika dan didalam bukunya mengenai Psychology ia memperkenalkan cara orang Amerika mempelajari psikologi, yaitu cara yang mengutamakan pragmatisme. Karena pragmatisme tidak suka oleh orang Amerika maka berdirilah aliran Funsionalisme , yang memang khas Amerika itu. Selain Dewey berpikir serba praktis dan pragmatis. Tetapi dapat dilihat dari ajaran Dewey melalui ilmu pendidikan. Dalam bidang pendidikan itu Dewey menganjurkan teori dan metode “Learning by Doing” (belajar sambil melakukan) contohnya : dalam belajar berenang, tak perlu kita mencari-mencari teori tentang cara berenang , tapi dengan hanyal kita cukup masuk kolam renang dan mulai berenang. Kita sudah paham bagaimana cara berenang.
Sikap Pragmatis yang dikeluarkan oleh Dewey didasari oleh pemikiran filsafatnya yang berbunyi : “Thinking men usually think about change” (manusia berpikir selalu tentang perubahan) dimana segala sesuatu harus ada tujuannya dan itu dapat dilakukan ke diri kita untuk melalukan suatu perubahan yang buruk menjadi lebih baik. Selain buku Pshychology yang ia tulis , tahun 1896, ia juga menulis tentang The Reflex are Concept dimana dalam buku ini ia mengatakan bahwa tingkah laku tidak dapat dipisahkan dari rangsangan dan diuraikan kedalam elemen-elemen tingkah laku yang kecil. Tingkah laku (respons) dan rangsanga (stimulus) tidak dapat dipisahkan karean mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda itu keyakinan Dewey. Sebab bukannlah stimulus kalau tidak ada respon,demikian pula respons tidak akan terjadi kalau tidak ada stimulus.



          James Rowland Angell (1869-1949). James Rowlan Angell lahir pada tanggal 8 may 1869 di Burlington, Vermont dan meninggal pada tanggal 4 maret 1949 di Hamden. Jamws Rowland Angell adalah tokoh dari aliran fungsionalisme keolompok Chicago. Ia adalah seorang yang berkepribadian sangat kuat dan sebagai pemimpin ia cukup disegani karena kewibawaannya. Tahun 1906, Angell menjadi Presiden di American Psychological Association (APA) dan dalam jabatannya itu ia terkenal dengan papernya berjudul “The Province of Functional Psychology” dania mengemukakan tiga macam pandangannya terhadap Fungsionalisme :
1.     Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation” (aktivitas bekerjanya jiwa), sebagian lawan terhadap psikologi tenang eleme-elemen mental.
2.     Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan-kegunaan dasar dari kesadran, dimana jiwa (mind) merupakan perantara antara lingkunga dan kebutuhan-kebutuhan organisme. Ini disebut juga sebagai teori emergensi dari kesadaran. Untuk keadaan biasa yang tidak bersifat emergensi (darurat), yang berfngsi adalah kebiasaan (habit)
3.     Fungsionalisme adalah psikofisik, yaitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang terdiri dari badan dan jiwa. Ia mempelajari juga hal-hal diluar kesadaran, misalnya kebiasaan (habit) dan setengah sadar (half consciousness)



              James McKeen Cattell (1860-1944). Ia lahir pada tanggal 25 mei 1860 di Pennsylvania dan meninggal pada tanggal 20 Januari 1944 di New Jersey, Amerika Serikat. Ia pernah menjadi mahasiswa di Eropa dan pernh belajar diUniversitas-universitas Gottingen, Leipzig, Paris dan Jenewa. Ia bahkan pernah menjadi murid dari Wundtdan Lotze. Selama belajar di Leipzig dia dalam pengawasan Wundt, saat itu Cattell mulai tertarik pada perbedaan individual. Dengan menggunakan fasilitas laboratorium di Leipzig itu, Cattell mendapatkan bahwa perbedaan individual dapat dipelajari tanpa menggunakan metode intropeksi. Tetapi dibantah oleh Wundt, bahwa Wundt melarang Cattell menggunakan laboratorium secara diam-diam. Tetapi setalah ia kemabali di Amerika, ia melnjutkan percobaannya dan menemukan kapasitas individual pada tahun 1890 dan saat iu Cattell membuat alat untuk mengukur kapasitas atau kemampuan individual itu, yang di kenal dengan Psikotes atau Mental tes . sekembalinya ke eropa, Cattell menjadi Proffesor di Universitas Pennsylvania dan Columbia. Bahkan ia pernah mengajar di Universitas Cambridge pada tahun 1888. Selain itu juga Cattell banyak menulis artikel dalam jurnal dan majalah ilmiah psikologi seperti : Psychological Review dan majalah ilmiah lainnya seperti American Naturalist. Ia jugaadalah tokoh dari aliran Fungsionalisme kelompok Columbia. Kelompok Columbia berpusat di sebuah institut keguruan, yaitu Teacher’s College of Columbia. Ciri khas dari aliran ini adalah “kebebasndalam mempelajari tingkah laku” yang dicerminkan dalam dua pandangan tentang Fungsionalisme:
1.     Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme, karena manusia dianggap sebagai keseluruhan yang merupakan kesatuan.
2.     Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari tingkah laku, karena yang penting adalah fungsi tingkah laku, jadi yang harus dipelajari adalah hubungan (korelasi) antara satu tingkah laku dnegan tingkah laku lainnya, atau antara suatu tingkah laku dnegan suatu hal yang terjadi di lingkungan.

Karena kebebasannya ini, maka fungsionalisme cepat berkembang, tidak saja di Amerika Serikat, tetapi juga mendapat cukup penganut di Eropa terutama di tahun 1960 sampai 1970. Fungsionalisme, karena sifatnya yang praktis dan pragmatis, juga merangsang tumbuhnya cabang-cabang psikologi yang diamalkan dan cabang-cabang psikologi yang praktis, seperti psikologi hewan, psikologi fisiologi, psikologi Abnirmal, psikologi Klinis, psikologi industri, psikologi pendidikan dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa semua cabang-cabang yang ada dalam psikologi modern ini merupakan perkembgan dari fungsionalisme.

             
             
                       Edward Lee Thorndike (1874-1949). Ia lahir pada tanggal di Williamsburg pada tanggal 31 Agustus 1874 dan meninggal pada tanggal 10 Agustus 1949 di Montrose, New York. Ia adalah tokoh lain dari aliran Fungsionalisma kelompok Colimbia. Setelah ia menyelaisakan pelajarannya di Harvard, ia bekerja di Teacher’s College of Columbia di bawah pim[inan James McKeen Cattell. Dia berminta pada proses belajar, penddidikan dan inteligensi. Pada tahun 1898, jadi pada usia 24 tahun, thorndike menerbitkan bukunya yang berjudul Animal Intelleigence, An Experimental Study of Association Process in Animal. Buku tersebut adalah oenelitian Thorndike terhadap tingkah laku beberapa jenis hewan seperti kucng,anjing,burung yang mencerminkan prinsip dasar dari belajar yang dianut oleh Thorndike, yaitu bahwa dasar dari belajar tidak lain sebenernya adalah asosiasi. Suatu stimulus (S) menimbulkan suatu respons (R) tertentu. Teori ini disebut sebgai teori S-R. Dalam teori ini dikatakn bahwa dalam proses beljar, pertama kali organisme (hewan,orang) belajar dengan car cobasalah (trial and eror). Kalau organisme berda dalam suatu situasi yang mengandung asalha, maka organisme itu akan mengeluarkan serentetan tingkah laku secara kebetulan akan bisa memecahkan maslah itu dan berdasrakan pengalaman juga, jadi suatu saat jika organisme menghadapi suatu asalah yang serupa maka tingak laku akan mempertimbangkan mana yang harus dikeluarkan. Misalhnya seorang kucing dimaksuk kan didalam kadang, lalu ia meloncat dan mencakar dan kebetulan ia menginjak pedal sehingga kandang itu terbuka, maka jiak kucing itu di maksukan dlaam kandang ia akan menginjak pedal itu kembali agar kandang tersebut terbuka.
              Dalamproses beljara coba-salah ini mengikuti beberapa prinsip dan tekandung beberapan hukum yang dikemukaka oleh Thorndike:
1.     Hukum efek (the law of effect) intensitas hubugan antara S dan R akan meninggkatkan apabila hubungan itu diikutinoleh keadaan yang menyenangkan. Sebaliknya, hubungan itu akan berkurang, kalu diikuti oleh keadaan yang tidak menyenangkan.
2.     Hukum latihan (the law of exercise) atau hukum guna-takguna ( the law of use and diuse adalah hubungan S-R juga dapat ditimbulkan atau didorong memalui latihan yang berulang-ulang.


                  Robert Session Woodworth (1869-1962). Ia dilahirkan pada tanggal 17 oktober 1869 di Balchertown, Massachusetts dan meninggal pada 4 juli 1962 di New York. Ia merupakan aliran fungsionalisme dri kelompok columbia dan tokoh yang benar-benar termuka dan pernah mendapat mendali emas tahun 1956 dari The American Phychological Foundation atas jasa-jasanya mempersatukan dan mengorganisasikan psikologi di Amerika Serikat. Woodworth mendapat gelar M.A. dari universitas Harvard pada tahun 1879 dan kemudaian dapat gelar Ph.D pada tahun1899 di Columbia di bawah bimbingan James McKeen Cattell dalam bidang psikologi. Tak disangka Woodeorth mejadi tokoh yang luas pandangannya dan disegani orang sampai saat pensiunnya di usia 89 tahun dan dianggap sebgai pengganti Cattell. Woodworth dalam psikologi adalah fungsionalisme, tetapi berbeda dengan tokoh fungsionalisme lainnya. Woodworth tidak hanya mempelajari hubungan S-R , melainkan ia mempelajari pula dinamika hubungan S-R . baagimana terjadinya, bagaimana perkembangan hubungan itu dalam situasi-situasi yang berubah-ubah, itu semua harus dipelajari kalau kita hendak mengenali tingkah laku manusia dengan baik. Pahamnya tersebut dikemukakan dalam bukunya Dynamic Psychology (1981) menyebutkan Woodworth patut digollongkan dalam pengikut aliran psikodinamik dan Woodworth sering disebut juga sebagai tokoh yang memelopori ilmu tentang motif dan motivologi.

Sumber : Sarwono,W.S. (2002). Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi( ed.3). Jakarta: Bulan Bintang.





































·